Selasa, 04 Maret 2014

Bahaya Pestisida : Salah Satunya Pria Bisa Berubah Kelamin

Maraknya jenis makanan yang saat ini sudah semakin banyak, menjadi salah satu penentu mengapa pola hidup seseorang berubah. Dengan jaman yang serba instan, makanan pun dibuat dengan cara yang instan yang terkadang tidak mengindahkan ketentuan atau persyaratan makanan tersebut layak dikonsumsi atau tidak.


Selain itu, dasar pembuatan makanan juga sudah banyak yang tidak murni lagi. Misalnya, sayuran atau buah-buahan yang kini banyak mengandung pestisida yang nyata-nyata dapat merusak organ tubuh manusia. Pestisida itu sendiri sebenarnya zat yang digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Namun, kini pemakaiaan pestisida sudah semakin tidak terkontrol sehingga tumbuhan banyak yang mengendapkan zat tersebut walaupun tanaman tersebut sudah dimasak.


Kini ada satu hal yang cukup membuat kita prihatian, kalau ternyata jika kita banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida, untuk kaum pria itu bisa merubah jenis kelaminnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan apa penyebabnya?  Hal ini tak lain karena makanan yang kita konsumsi tiap hari mengandung pestisida yang sifatnya sistemik karena telah menyebar keseluruh bagian sayuran dan buah-buahan. Dan, pengaruh pestisida pada tubuh kita ini terkuat setelah Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Ph.D, memaparkannya pada sebuah seminar kesehatan di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Dan informasi ini juga diberitakan oleh Harian Republika (17/10), yang kami kutip darihttp://id.berita.yahoo.com. Dalam seminar tersebut di jelaskan oleh Prof. Ahmad Sulaeman, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Peduli Keamanan Pangan, menurutnya Sumber-sumber makanan yang terpapar pestisida itu sangat berbahaya, karena makanan berpestisida bisa membuat orang yang mengkonsumsinya itu menjadi transeksual.
“Ketika mengkonsumsi makan berpestisida, alat kelamin pria akan menjadi kecil. Selain itu, pestisida juga mengubah kelenjar dan hormon tubuh lelaki tersebut. Zat yang ada di pestisida itu akan mengubah endokrin dan hormon dalam tubuh yang mengkonsumsinya.  Hal ini terjadi, karena beberapa pestisida berfungsi untuk memandulkan serangga. Pestisida golongan androgenik itu menimbulkan efek mandul” ujarnya

Namun, gejala perubahan seksual tersebut tidak akan berlangsung cepat. Waktunya paling tidak sekitar 20 atau 30 tahun baru terlihat efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida ini. “Karena bersifat kronik, maka pestisida itu pelan-pelan menumpuk dan bereaksi tanpa disadari,” jelas pemerhati gizi dan pakar ekologi manusia ini.
Buktinya sudah terjadi di Thailand. Banyak orang beralih dari pria menjadi wanita karena paparan pestisida di makanan-makanan di negeri Gajah Putih tersebut sudah terlampau tinggi. “Karena tingkat persaingan, perusahaan besar mengambil cara dengan memberikan pestisida agar produksinya lebih unggul,” tuturnya.

Sementara itu, masih menurut Prof. Ahmad Sulaeman, yang di kutip oleh kosmo.vivanews.com, yang juga diberitakan oleh http://boenesaja.blogspot.com, dijelaskan bahwa dua jenis pestisida yang biasa mencemari produk pangan segar. Pertama, yang sifatnya sistemik atau telah menyebar ke seluruh bagian sayur dan buah. Kedua, yang hanya mencemari permukaan bahan pangan sehingga masih bisa diatasi dengan cara mencuci atau menghilangkan kulitnya. Dan, untuk yang sistemik sulit dihilangkan

Adapun bahan makanan segar yang paling beresiko tinggi mengandung residu pestisida adalah apel, pir, peach, anggur, buncis, tomat, stroberi, bayam, cabe, melon, selada dan berbagai jus. Buah dan sayuran segar berkulit lembut cenderung mengandung residu lebih banyak daripada buah dan sayuran berkulit tebal atau bercangkang.
"Tapi waspada juga buah berkulit seperti kelengkeng, jangan biasakan menggigit kulitnya untuk membuka, karena kecenderungan kelengkeng tak dicuci padahal kulit potensial menyimpan residu pestisida," katanya.

Paparan pestisida dalam tubuh manusia bisa memicu beragam masalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan memori, leukimia, gangguan motorik, dan keguguran. Pestisida golongan antiandrogenik bahkan dapat memicu demaskulinisasi yang mengacaukan hormon pria. Pria yang mengalami kondisi ini akan cenderung menjadi feminin dan dapat mengalami pengecilan alat kelamin dalam jangka panjang.

Berdasar data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2010, cemaran bahan kimia menempati urutan ketiga sebagai agen penyebab keracunan pangan yakni sebesar 19,13. Urutan pertama ditempati mikrobiologi.

Kutipan dari :http://www.gentongmas.com/berita/835-hati-hati-makanan-berpestisida-bisa-bikin-pria-berubah-kelamin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar