Sabtu, 08 Maret 2014

Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit di Merlung

Ada ungkapan sederhana yang sering kita dengar, "Sebuah Perubahan Harus Dimulai dan Perjuangan untuk Memulai adalah Perjuangan yang Paling Berat, Karna Antara Keraguan dan Keyakinan Berdesak-desakan Menjadi Satu".  Mungkin itu pula yang melukiskan keinginan dan niat dari petani kelapa sawit mandiri di Desa Merlung untuk memulai sesuatu yang baru, merombak kebiasaan lama, dan membangun kebersamaan ditengah situasi keragu-raguan dan sinisme dari banyak pihak, bahkan dari kalangan sesama petani.  Dan penanda awalan yang baru sudah dimulai sejak terbentuknya Kelompok Tani Aur Duri II dan Napal Tedeng di akhir Januari 2014 yang lalu. Bersepakat untuk menjadikan Kelompok sebagai media belajar bersama untuk melakukan perubahan.


Selalu bergerak maju, kalimat yang menjadi "mantra" bagi petani yang tergabung di dalam Kelompok Tani untuk selalu belajar menjadi lebih baik lagi, dan di tanggal 8 Maret 2014 gerak itu diwujudkan dengan aktivitas belajar bersama tentang budi daya kelapa sawit yang baik sekaligus mensistematiskan pengalaman praktek berkebun yang selama ini dijalankan.  Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah; menjadikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu basis perubahan dan langkah awal menuju kesejahteraan.  

 Bekerja sama dengan Yayasan Setara Jambi yang bertindak sebagai fasilitator, uraian demi uraian yang berkaitan dengan teknis budidaya kelapa sawit mulai dari pembibitan, perawatan hingga pemanenan disimak dan dikritisi dengan baik oleh petani yang hadir.  Perbedaan pengalaman diantara petani menjadi bingkai diskusi yang menarik sepanjang acara berlangsung.  


"Pak bagaimana melihat sawit jantan dari kecil" tanya salah satu peserta dari petani. "Kita harus meluruskan dulu, sebenarnya sawit dikatakan sawit jantan karena sepanjang tahun mengeluarkan bunga jantan, sementara setiap pelepah mempunyai potensi mengeluarkan bunga betina dan jantan, lalu kenapa yang keluar hanya bunga jantan tentu ada faktor yang mempengaruhinya" jelas Jon yang pada waktu itu memaparkan penjelasan tentang sawit. "Faktor tersebut bisa dari genetis artinya bibit, jika kita menggunakan bibit yang tidak jelas asal usulnya tentu peluang Sawit itu kurang baik produksinya sangat tinggi, maka yang menjadi utama adalah menggunakan bibit Sawit yang unggul. Jadi kalau saya jawab, saya tidak bisa melihat sawit ini jantan atau betina dari dia kecil, bukan seperti makhluk hewan yang memang nampak jenis kelaminnya dari kecil." lanjut jon menjelaskan tentang biologi Sawit.

"Pak Kenapa pola tanam sawit harus segitiga sama sisi, tidak berbaris sejajar saja?" tanya petani lain. "Tujuannya adalah untuk mendapatkan jumlah pokok per Ha lebih banyak, coba kita lihat simulasi sederhana dengan gelas air minum mineral ini" terang jon sambil mengambil gelas-gelas air mineral untuk mebuat simulasi menyusun tanaman sawit.

Diskusi berlanjut dan bahkan tidak hanya berlansung satu arah antara peserta dengan fasilitator, tapi  berkembang menjadi diskusi  antar peserta tentang pengalaman dalam menerapkan praktek budi daya kelapa sawit di kebunnya masing-masing dan peran fasilitator yang kemudian mensistematiskan setiap topik yang menjadi bahan diskusi di tingkat peserta sehingga menjadi satu pengetahuan bersama. 

Acara pelatihan yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB yang dilaksanakan di gedung SMPN 1 Merlung berakhir hingga pukul 24.00 WIB.  Meskipun singkat, acara pelatihan ini telah memberikan pengetahuan baru bagi petani tentang praktek budi daya kelapa sawit yang baik dan sebuah tantangan bersama bagi peserta untuk menerapkan pengetahuan tersebut di kebun masing-masing, karna pengetahuan akan terus berkembang ketika di praktekkan secara terus menerus atau pengetahuan akan semakin hilang jika hanya diendapkan di dalam pikiran. 

Penulis : Rian Hidayat

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,
    Salam sejahtera,
    Artikel di atas sangat menarik bagi saya karena berisi akan semangat perubahan menuju kepada kesejahteraan bagi petani kelapa sawit di Desa Merlung.
    Saya sangat mengapresiasikan usaha dari LSM ini di dalam perannya sebagai faisilitator diskusi pada pelatihan pembudidayaan kelapa sawit pada 8 Maret 2014.
    Hal ini pasti sangat dinantikan oleh para petani kecil mandiri yang ada tidak hanya di Desa Merlung namun juga di desa-desa lain yang mebutuhkan peran LSM ini.

    Semoga perjuangan Anda terus berlanjut!!!

    BalasHapus