Senin, 24 Februari 2014

Pelatihan BUDIDAYA KELAPA SAWIT di Sungai Rotan

Jum'at 21 Februari ba'da sholat jum'at kami berkumpul di salah satu ruangan kelas SD di Desa Sungai Rotan, karena pada waktu itu disepakati mengadakan Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit untuk Petani disana. Kades Pak Zaudi dalam hal ini bersama Ketua Gapoktan Pak Suherman yang akrab di sapa Jalil mengundang petani untuk hadir mengikuti pelatihan. 

Pertemuan di buka oleh pak Kades sendiri yang selanjutnya materi di isi oleh Tim yayasan Setara Jambi Jon tanjung. Dengan permainan sedikit untuk memecah ketegangan di ruangan membuat suasana jadi lebih nyaman dan komunikatif.


 Pelatihan ini bertujuan memberikan pengalaman-pengalaman serta ilmu Dasar Budidaya Kelapa Sawit, agar Petani mempunyai semangat memperbaiki pola Berkebun dengan tujuan produksi yang maksimal serta memperhatikan aspek sosial dan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan.
Setelah pemaparan materi, pelatihan lebih banyak dengan konsep tanya jawab dan diskusi. Peserta bisa bertanya atau menceritakan pengalamannya dalam melakukan budidaya kelapa sawit, setelah itu akan di kaji dengan ilmu terapan sehingga ada pembanding dan petani mendapatkan pencerahan yang sangat bermanfaat.

Salah satu yang menjadi diskusi utama adalah tentang pola pemupukan, dan ada hal-hal yang memang berdasarkan pola perusahaan yang harus diketahui oleh petani. Contoh, pak kalau mupuk borat kenapa harus diketiak pelepah, sebenarnya hal ini dilakukan perusahaan adalah untuk controling, karena harga pupuk borat mahal maka di perintahkanlah karyawan memupuk di ketiak pelepah agar mudah di kontrol, jika di aplikasikan dengan di tabur di piringan pupuk ini tidak akan tampak.

Berikut yang juga menarik adalah, tentang songgo 2. Perintah songgo 2 kepada karyawan adalah karena rerata buah di kebun perusahaan banyak jadi berdasarkan nanalisa mereka dengan songgo 2 kondisi pelepah masih memadai, namun bagaimana dengan Buah Petani Mandiri? rerata jumlah buah petani mandiri sedikit karena beberapa hal seperti asal-usul bibit serta pemupukan yang belum maksimal, sehingga buah hanya ada satu atau dua janjang saja per pokok, jika menggunakan prinsip songgo 2 maka bisa di pastikan pelepah banyak di buang dn ini efeknya buruk, jadi songgo bisa saja 2, 3 bahkan lebih yang penting adalah jumlah pelepahnya.

Mengenai Penggunaan bahan kimia ini menjadi perhatian khusus kami, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan petani sendiri serta kerusakan lingkungan yang parah. Setelah pelatihan di ruangan ini nantinya akan dilanjutkan diskusi-diskusi di lapangan bersama petani.

1 komentar:

  1. Sangat banyak manfaatnya, di dampingi oleh LSM yang memang benar-benar mau berbagi informasi kepada petani, menambah wawasan dan jaringan. Layak di sambut dengan semangat dan keseriusan

    BalasHapus