Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Oktober 2016

Menggagas Lubuk Larangan Desa Rantau Benar

Berawal dari keinginan kepala Desa Rantau Benar Kecamatan Renah Mendaluh, yang akrab di sapa Gemok Muli yang sangat ingin membuat Lubuk Larangan seperti yang telah di buat oleh Desa Sungai Rotan.

Keinginan ini muncul melihat keberhasilan desa tetangga mereka, juga karena mulai timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan Sungai.



Rapat pertama telah dilakukan tadi malam 08 Oktober 2016 yang di hadiri oleh Kepala Desa Mulyadi serta tokoh masyarakat serta pendamping desa saudara Asrijon Tanjung di kantor Desa Rantau Benar, selanjutnya informasi ini akan semakin di sebarluaskan agar seluruh masyarakat mengetahui, dan juga menghimpun masukan dari semua kalangan baik itu pemuda, tokoh adat hingga masukan dari para srikandi atau perempuan yang ada di seantero desa.

Tentu tidak mudah mewujudkannya, namun tekad kepala desa dan beberapa masyarakat sangat kuat. Tahapan demi tahapan akan dilalui, akan ada rapat lanjutan terkait rencana pembuatan Lubuk Larangan ini.

Dukungan dari berbagai pihak juga sangat di butuhkan hingga cita-cita mulia ini bisa terwujud. Ini merupakan upaya baik untuk menjaga kelestarian sungai, sehingga anak cucu mereka di kemudian hari masih dapat menikmati sumber protein alami yaitu ikan sungai.

Harapan semoga saja secepatnya bisa terlaksana dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Penulis : Jon Tanjung

Persiapan Menuju Sertifikasi RSPO Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh

Saat ini Kelompok tani dan Gapoktan yang bergabung dalam Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM) yang berasal dari 5 desa yaitu desa Merlung, Lubuk Terap, Pulau Pauh, Rantau Benar dan Sungai Rotan sedang menggeliat aktif dalam mempersiapkan diri menghadapi Audit RSPO.

Pertemuan kelompok dan Gapoktan di gelar setiap malam secara bergantian dengan di dampingi oleh rekan-rekan dari Yayasan Setara Jambi saudara Asrijon Tanjung.



Semangat mereka tetap menyala walaupun setelah satu tahun lamanya menunggu keputusan dari RSPO untuk bisa melaksanakan Main Audit setelah melalui beberapa tahapan panjang terkait Land Use Change Analisis.

Rencananya Proses Audit akan di laksanakan pada tanggal 17 hingga 21 Oktober 2016 oleh lembaga sertifikasi Tuv Rheinland.

Tujuan dari audit RSPO ini adalah dalam rangka membuktikan bahwa FPS-MRM selaku lembaga yang maju proses sertifikasi memang sudah sesuai ketentuan. Serta petani sudah menerapkan Prinsip dan Kriteria RSPO guna membuktikan bahwa petani dalam mengelola perkebunannya sudah memperhatikan kaidah-kaidah seperti taat hukum, ramah lingkungan, tanggung jawab sosial serta mengikuti GAP yang baik.

Semoga saja kita doakan bersama FPS-MRM bisa lolos audit sehingga bisa berbicara di kancah internasional sebagai petani Swadaya yang berhasil Sertifikasi RSPO.

Penulis : Jon Tanjung

Sabtu, 03 Oktober 2015

Lomba Nembak Ikan serta Inisiasi Lubuk Larangan Desa Sungai Rotan

Dalam Rangka merayakan HUT RI ke 70 Desa Sungai Rotan menggelar acara unik yaitu Lomba Nembak Ikan di Sungai Pengabuan.

Adalah Ahmad Zulman selaku Pjs.Kepala Desa Sungai Rotan yang mempunyai ide dan gagasan untuk membuat acara tersebut, tidak hanya itu gagasan lainnya adalah rencana membuat lubuk larangan dengan tujuan melestarikan keanekaragaman hayati ikan di sungai pengabuan serta merancang ikon wisata serta pesta kampung setiap tahunnya.



Peserta lomba nembak ikan ini terdiri dari penembak handal dari beberapa desa sekitar seperti desa pulau pauh dan lubuk kambing.

Saya titip pesan kepada generasi pemuda untuk meneruskan kegiatan ini dan menjaga sungai kita agar tetap lestari dan supaya ikannya banyak ungkap Zulman dalam kata sambutannya.




Nirwanto selaku camat Renah Mendaluh yang hadir pada acara tersebut juga menyampaikan apresiasinya atas kegiatan tersebut dan berpesan untuk terus meningkatkan kegiatan tersebut agar di tahun-tahun depan semakin ramai dan bisa menjadi ikon wisata tahunan.

Zaudi selaku mantan Kades juga mengajak peserta dan warga desa sungai rotan untuk benar-benar menjaga sungai. Zaudi juga mengenang ide dari pendamping dari yayasan setara jambi saudara Asrijon Tanjung yang menemui dirinya dan berdiskusi terkait perihal pembuatan Lubuk larangan tersebut. melalui proses diskusi panjang dan pendekatan dengan tokoh masyarakat serta pemuda akhirnya di temui kata sepakat.




Setelah selesai lomba seluruh ikan di kumpulkan dan di olah oleh ibu-ibu secara bersama-sama, ada yang membersihkan ikan, menyiapkan api serta membuat sambal mantah ciri khas daerah tersebut dan tidak lupa juga sambal tempoyak dan lalapan daun ubi. Wah sungguh suasana yang sangat menyenangkan serta meriah dengan makan bersama di tepian sungai Pengabuan.

Penulis : Jon Tanjung


Selasa, 12 Mei 2015

PELATIHAN AGROCHEMICAL, PHT DAN K3

Persiapan dalam rangka mewujudkan rencana sertifikasi RSPO untuk petani mandiri gabungan 5 desa di kecamatan Merlung dan Renah Mendaluh terus dilakukan, salah satunya adalah melakukan pelatihan-pelatihan yang mana kali ini mereka melakukan pelatihan agrochemical, Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Kegiatan ini dilakukan di Aula PT. Inti Indosawit Subur Tungkal Ulu, dengan pemateri langsung dari PT. IIS dengan kerjasama Yayasan Setara Jambi serta Gapoktan 5 Desa dari tanggal 24  hingga 27 Februari 2015.



2 Hari pertama peserta dari Gapoktan Usaha Berkat Desa Pulau Pauh, Gapoktan Maju Jaya Desa Rantau Benar dan Gapoktan Usaha Bersatu Desa Sungai Rotan. Dan 2 hari berikutnya giliran Gapoktan Merlung Mandiri Desa Merlung dan Kelompok Tani Desa Lubuk Terap.

Alhamdulillah selama kegiatan cuaca sangat mendukung, karena kalau saja hujan bisa dibayangkan kondisi jalan yang kurang baik akan mengakibatkan kendala dalam kehadiran peserta pelatihan.



Selain Materi di ruangan peserta pelatihan juga di berikan praktek di lapangan, melihat gudang penyimpanan pestisida serta ruang ganti dan mandi pekerja Tim Unit Semprot.

Praktek sederhana penanggulangan api juga dilakukan dan peserta diberi kesempatan memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Sederhana serta menggunakan Tangki Semprot milik Perusahaan.



Kegiatan ini sangat Positif dan kalau bisa semakin banyak pelatihan yang bisa dilakukan agar wawasan kami terus bertambah, ujar salah satu peserta pelatihan.

Memang kami sadari penggunaan bahan kimia saat ini masih sangat kurang ilmunya bagi kami, juga penggunaan APD yang sangat penting kadang masih di abaikan, mudah-mudahan dengan pelatihan ini masyarakat makin sadar akan keselamatan diri dalam bekerja, tambah peserta lain.

Penulis : Jon Tanjung

Sabtu, 21 Februari 2015

JAMBI DI PERTEMUAN RSPO KUALA LUMPUR

Ketua Gapoktan Usaha Berkat Desa Pulau Pauh Kec. Renah Mendaluh yaitu H. Lukman mengikuti pertemuan RSPO ke 12 di Kuala Lumpur Malaysia. Bersama dengan Sahadi dari Yayasan Setara Jambi dan Jalal Sayuti ketua Gapoktan Desa Mekar jaya Kab.Merangin Jambi.




Sebelum pertemuan RSPO di buka mereka di ajak berkunjung ke perkebunan Kelapa Sawit milik Felda Malaysia. Disana mereka mendapat ilmu bagaimana Felda merawat kebunnya, sehingga bisa menjadi perbandingan untuk kemajuan mereka. 

Pertemuan RSPO yang di taja setiap tahunnya membawa perkembangan baru bagi dunia perkelapasawitan, tidak hanya di Indonesia juga negara lain mulai dari produsen hingga konsumen. Ada ilmu-ilmu baru yang terus berkembang serta ketentuan-ketentuan baru dalam mengelola kelapa sawit untuk sumbangsih terhadap penyelamatan dunia.



Jambi mungkin hanya salah satu saja dari sekian banyak provinsi di Indonesia, namun dalam pertemuan RSPO kali ini nama Jambi benar-benar di kenal dunia perkelapasawitan dunia, pasalnya pada kesempatan kali ini Pak Jalal Sayuti selaku ketua Gapoktan Tanjung Sehati Kab. Merangin menerima secara simbolis Sertifikat RSPO untuk kategori Petani Swadaya bersama petani Malaysia, Selain itu juga Salah satu Dosen Universitas Jambi yaitu ibu Rosyani tampil memaparkan hasil penelitiannya tentang Petani Kelapa Sawit Mandiri di Jambi.


Tentu menjadi kebanggan tersendiri untuk Jambi yang telah berhasil tampil di Kancah Internasional demi mengharumkan nama bangsa. Semoga saja perjuangan petani-petani di kawasan Merlung dna Renah Mendaluh dalam menuju Sertifikasi RSPO berjalan dengan baik, sehingga menambah catatan positif untuk Jambi, Khususnya Petani Mandiri Kelapa Sawit.

Penulis : Jon Tanjung


Senin, 24 November 2014

Pelatihan Nilai Konservasi Tinggi (NKT)

Tanggal 2 dan 3 oktober 2014 dilaksanakan pelatihan Nilai Konservasi Tinggi oleh Yayasan Setara Jambi dengan pemateri Pak Dani Rahadian dari WWF Indonesia kepada petani-petani di kawasan Merlung dan Renah Mendaluh.

Pelatihan di mulai dengan membuka sejarah lahirnya RSPO secara singkat oleh pemateri, dan dilanjutkan dengan pemaparan Nilai-nilai konservasi.


Penilaian NKT menjadi bagian penting dalam sertifikasi RSPO karena hal ini berkaitan dengan penyelamatan lingkungan, menghormati hak Satwa lain yang secara undang-undang dilindungi seperti Gajah dan Harimau karena jumlahnya yang di khawatirkan akan punah jika tidak diselamatkan, serta terdapat wilayah-wilayah tertentu yang secara undang-undang memang ditetapkan sebagai areal konservasi tidak boleh di konversi menjadi perkebunan apapun alasannya.

Nilai konservasi lain yang terkandung dalam penilaian adalah dimana areal tersebut menjadi kawasan penting daerah tangkapan air atau hulu sungai yang mana sungai tersebut menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat banyak, maka ada ketentuan berapa jarak yang diperbolehkan ditanam dari bibir sungai.


Untuk areal yang terlalu miring juga tidak boleh ditanami tanaman perkebunan karena hal ini akan beresiko terhadap kerusakan bahkan bencana longsor.

Areal yang masuk dalam kategori sangat basah juga tidak boleh ditanami Kelapa sawit seperti areal tampungan air serta kawasan gambut yang mempunyai kedalaman 3 meter atau lebih.



Selain hal di atas juga terdapat kawasan yang sangat berkaitan dengan entitas budaya seperti kawasan yang mempunyai sejarah yang berkaitan kuat dengan keberadaan etnis budaya tertentu, atau kawasan-kawasan yang dikeramatkan baik hutan atau kuburan dan sejenisnya juga perlu di lindungi dari ekspansi perkebunan.

Setelah pemaparan materi di ruangan peserta juga diajak langsung kelapangan untuk melakukan simulasi penilaian NKT, diskusi dan tanya jawab untuk lebih menajamkan pemahaman petani terhadap Nilai Konservasi Tinggi.

Penulis : Jon Tanjung & Sahadi




Sabtu, 15 Maret 2014

Menembak Ikan Di Sungai Pengabuhan

Dengan menggunakan kacamata renang yang di buat sendiri serta satu alat tembak sederhana yang juga di rakit sendiri, beberapa pemuda terlihat hendak pergi kesungai untuk mencari ikan. Dengan bantuan senter yang di modifikasi untuk penggunaan di dalam air mereka menyelam kedasar sungai dan sela-sela batu atau akar pohon.

Pemandangan ini akan sangat banyak kita jumpai di desa-desa yang di lalui oleh aliran Sungai Pengabuhan, di antaranya adalah Sungai Rotan dan Pulau Pauh di Kecamatan Renah Mendaluh.

 Tampak Anak-anak dengan sangat riang bermain di sungai sambil menggunakan alat tembaknya untuk mencari ikan.
Pemuda Desa Sungai Rotan yang akan pergi ke sungai untuk mencari ikan. 

Ikan Semah adalah salah satu ikan favorit di sungai pengabuhan, kenapa favorit disebabkan karena sisiknya pun bisa dimakan karena lunak setelah di masak, namun keberadaanya juga sudah semakin sulit ditemukan.

Ikan yang paling banyak di temui adalah baung dan beberapa jenis ikan lain khas sungai pengabuhan. 

Kegiatan menembak ikan ini mengindikasikan kondisi sungai sangat bagus, baik kondisi airnya maupun kebiasaan mereka menjaga kondisi sungai itu, artinya mereka masih menggunakan cara yang tradisional dan tidak meracun sungai sehingga ikan tetap ada di sungai mereka. Selain itu tingkat pencemaran air juga belum merusak terhadap sumber air mereka.

Semoga saja kondisi ini bisa terus terjaga dengan baik. 

Penulis : Jon Tanjung

Minggu, 23 Februari 2014

Sungai Pengabuhan nan Menyejukkan

Sungai Pengabuhan adalah Sungai yang melintasi beberapa desa Mulai dari Sungai Rotan Hingga Merlung. Kondisi Air sungai ini  sangat jernih ketika kami pertama kali mandi disana awal Februari 2014 lalu. Mungkin karena Sudah hampir 2 bulan tidak ada hujan, atau memang kondisi di hulu sungai masih terjaga dengan baik. Sungai ini menjadi pusat aktivitas warga di sore hari yaitu mandi dan mencuci. Kondisi yang dangkal dan dasar berbatu membuat anak-anak sangat senang bermain di sungai ini.

 Dengan menggunakan ban dalam mereka pergi ke hulu dan menghanyutkan diri dengan ban tersebut bersama teman-temannya.

Mmmh sangat menyenangkan dan rasa ingin menjajalnya "mungkin lain waktu"



Kondisi seperti ini jarang bisa di temukan di tempat lain. Hal yang patut di coba juga adalah menyelam di lubuk-lubuk yang sedikit dalam dan menggunakan tembak buatan sendiri untuk mencari ikan "mungkin juga lain waktu saya akan coba".

Mengingat sekarang banyak warga menggantungkan hidup dari perkebunan Kelapa Sawit, patut menjadi kekhawatiran bersama akan tercemarnya sungai dengan limbah-limbah berbahaya dan pemakaian pestisida yang berlebihan. Tentu perlu edukasi dan terus menerus memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahayanya penggunaan pestisida. Inilah yang menjadi salah satu perhatian kita bersama agar masyarakat tidak terus-menerus menggunakan bahan-bahan berbahaya ini dalam penanganan kebun mereka.

Untuk menyelamatkan ekosistem biota air terutama ikan-ikan, perlu adanya ide untuk membuat Lubuk Larangan di Sungai Pengabuan ini. Karena maraknya kegiatan meracun dan setrum sungai di saat air surut, hal ini akan sangat beresiko terhadap punahnya ikan-ikan di sungai pengabuan.

Perlu di dorong diskusi bersama parapihak untuk merealisasikan gagasan ini, keterlibatan tokoh masyarakat, tokoh agama serta pemuda sangat di perlukan.