Senin, 24 November 2014

Pelatihan Nilai Konservasi Tinggi (NKT)

Tanggal 2 dan 3 oktober 2014 dilaksanakan pelatihan Nilai Konservasi Tinggi oleh Yayasan Setara Jambi dengan pemateri Pak Dani Rahadian dari WWF Indonesia kepada petani-petani di kawasan Merlung dan Renah Mendaluh.

Pelatihan di mulai dengan membuka sejarah lahirnya RSPO secara singkat oleh pemateri, dan dilanjutkan dengan pemaparan Nilai-nilai konservasi.


Penilaian NKT menjadi bagian penting dalam sertifikasi RSPO karena hal ini berkaitan dengan penyelamatan lingkungan, menghormati hak Satwa lain yang secara undang-undang dilindungi seperti Gajah dan Harimau karena jumlahnya yang di khawatirkan akan punah jika tidak diselamatkan, serta terdapat wilayah-wilayah tertentu yang secara undang-undang memang ditetapkan sebagai areal konservasi tidak boleh di konversi menjadi perkebunan apapun alasannya.

Nilai konservasi lain yang terkandung dalam penilaian adalah dimana areal tersebut menjadi kawasan penting daerah tangkapan air atau hulu sungai yang mana sungai tersebut menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat banyak, maka ada ketentuan berapa jarak yang diperbolehkan ditanam dari bibir sungai.


Untuk areal yang terlalu miring juga tidak boleh ditanami tanaman perkebunan karena hal ini akan beresiko terhadap kerusakan bahkan bencana longsor.

Areal yang masuk dalam kategori sangat basah juga tidak boleh ditanami Kelapa sawit seperti areal tampungan air serta kawasan gambut yang mempunyai kedalaman 3 meter atau lebih.



Selain hal di atas juga terdapat kawasan yang sangat berkaitan dengan entitas budaya seperti kawasan yang mempunyai sejarah yang berkaitan kuat dengan keberadaan etnis budaya tertentu, atau kawasan-kawasan yang dikeramatkan baik hutan atau kuburan dan sejenisnya juga perlu di lindungi dari ekspansi perkebunan.

Setelah pemaparan materi di ruangan peserta juga diajak langsung kelapangan untuk melakukan simulasi penilaian NKT, diskusi dan tanya jawab untuk lebih menajamkan pemahaman petani terhadap Nilai Konservasi Tinggi.

Penulis : Jon Tanjung & Sahadi